Tuesday, March 6, 2012

Bagaimana mengubah hidup dari "sampah" jadi "berlian"

Banyak orang merasa bahwa hidupnya biasa-biasa saja, mengalir bagai air yang mengalir. Katika mengalami penghinaan atau mengalami "pelecehan" ia meng "iya" kan bahwa dirinya memang pantas untuk di hina dan ia pun larut menjadi orang - orang yang benar-benar tidak berguna. Namun ada juga orang yang biasa-biasa saja, kemudian ia menemukan di suatu titik ketika itu ia di hina, lalu dia menganggap bahwa sebenarnya ia tidak pantas untuk dihina, lalu dia "dendam" dan bertekat untuk berubah menjadi sukses hingga suatu ketika ia sukses, ia bertekat memberikan sebuah parcel untuk orang yang pernah menghinanya dan menucapkan terimakasih kepada orang tersebut bahwa dia sudah merubah hidupnya menjadi orang yang sukses.

Sebuah kejadian dan kondisi yang sama yang dialami oleh orang tersebut namun memiliki hasil yang jauh berbeda seperti bumi dan langit. Kita boleh saja memberikan makna atau arti terhadap suatu kejadian apapun. Namun ketika kita memaknai suatu kejadian dengan negatif maka hasilnya pun akan negatif, tetapi ketika kita memaknai suatu kejadian apapun dengan suatu yang positif maka akan menghasilkan sesuatu yang positif juga. Jadi prinsipnya adalah bagaimana memberikan makna akan suatu kejadian dan mengasosiasikannya menjadi sesuatu yang positif untuk diri kita, sehingga suatu hari nanti orang lain akan melihat kita sebagai orang yang sukses.

Misalnya dulu saya adalah orang yang paling tidak bisa bicara ketika di depan forum. Ketika itu sedang mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia saat duduk dibangku SMA. Pelajarannya waktu itu adalah mengungkapkan pendapat di depan kelas. Banyak dari teman-teman yang bisa berbicara dengan lancar di depan, bahkan kalau menurut saya perfect lah untuk ukuran anak SMA. Lalu tibalah giliran saya maju ke depan kelas untuk berbicara di depan mengungkapkan pendapat di depan kelas, dan apa yang terjadi? yah, pasti anda sudah bisa menebak saya bakal gugup. Benar sekali, saya sangat gugup waktu tu. Banyak sekali huruf (e') yang saya sebut sebelum mengawali kata, hasilnya ada temen saya yang menghitung jumlah (e') yang saya ucapkan yaitu sekitar 50-60 e' -_-". Lalu saya memaknai itu sebagai suatu ketidaknyamanan dan saya bertekat untuk bisa menjadi pembicara di depan banyak orang dan hasilnya saat ini saya pun bisa.

Kemudian ketika lulus dari SMA, ketika itu saya merasa bahwa saya tidak banyak memberikan prestasi untuk diri saya dan sekolah saya sedangkan banyak dari teman-teman sekelas saya mampu memberikan banyak prestasi. Saya menganggap bahwa ini adalah kerugian yang besar buat hidup saya sedangkan Allah SWT memberikan banyak waktu luang dan kesempatan, sehingga saat itu saya "dendam" terhadap diri saya sendiri dan saya bertekat untuk menjadi orang yang berprestasi. Alhamdulillah  saat di bangku kuliah saya berhasil mendapat penghargaan menulis esai tingkat nasional, the best idea marketing award se- sumbagsel dan banyak lagi prestasi-prestasi yang mengikutinya.

Jadi, bagaimana kita bisa merubah suatu kejadian atau keadaan yang sangat membuat hati kita sedih menjadi suatu mementum yang berdaya dan penuh sumberdaya. Ada 3 pertanyaan yang kita harus bisa menjawabnya:
pertanyaan yang pertama yaitu "Apa yang saya bisa syukuri dari kejadian ini?" Sebuah pertanyaan yang mendalam bahwa disemua kejadian dalam hidup ini, Allah SWT pasti memberikan hikmah dibaliknya. Bagaimana kita bisa melihat hikmah itu adalah dengan cara mencari apa yang bisa diyukuri ketika itu. Kemudian yang kedua, "Apa yang harus saya pelajari dari kejadian ini agar menjadikan hidup kita lebih baik?" Temukan pelajaran yang penting yang harus diambil sebagai momentum perubahan diri, dan yang ketiga adalah "Apa yang saya lakukan agar merasa lebih baik, menjadi lebih baik, membuat orang banyak lebih baik dan agar diridhoi Allah SWT?"

Semoga sedikit shering ini dapat bermanfaat. Menjadikan hidup kita lebih bermakna. "Majadda wajada"

3 comments: